MENELUSURI
jalan-jalan di Metro terkesan tata kotanya asri. Saat ini Metro sedang
meletakkan dasar bagi perkembangan sebuah kota masa depan. Ruang publik
dan hutan kota dirawat dan ditambah untuk paru-paru kota dan tempat
komunikasi warga. Jalan protokol dan jalan utama dihijaukan. Ruas jalan
masuk dan keluar Metro dilebarkan. Pelebaran dan pengaspalan Jalan
Jenderal Sudirman (Gajar Agung dst) telah selesai dirampungkan,
sedangkan Jalan Alamsyah Ratu Perwiranegara (dulu disebut Jalan Unyi)
kini dalam tahap penyelesaian. Sarana jalan bagi kelancaran arus lalu
lintas sangat penting artinya bagi kota yang dikenal sebagai kota
penting kedua di Lampung. Tapi kalo jalan di 22 depan Brimob itu masih
kayak dulu gak ya?
Metro
tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah penduduknya. Penduduk
kabupaten yang berbatasan langsung dengan wilayah ini, Lampung Tengah
dan Lampung Timur, mencari nafkah dengan berdagang dan menjual jasa.
Karena itu, di siang hari penduduk Metro lebih banyak dibanding jumlah
penduduk resminya.



Pusat
perdagangan Metro tersebar di beberapa tempat. Perdagangan barang jadi,
pakaian, tekstil, elektronik, dan barang kebutuhan sekunder lainnya,
bisa ditemukan di
Shopping Center dan
Pasar Cendrawasih. Bagi penggemar otomotif kompleks pertokoan Sumur
Bandung merupakan tempat berburu onderdil otomotif dan aksesorinya.
Pusat niaga juga ada ketika pagi-pagi di Ganjar Agung dan 16c tempat
jualan sayur-mayur dan komoditas pertanian lainnya.

Di
kompleks pertokoan Sumur Bandung berdiri bangunan Chandra supermarket
dan swalayan (bukan mall lho). Di depan pintu Chandra lama banyak
penjual VCD, buah dan panganan ringan. Juga banyak berdiri apotek
seperti apotek Bintang, Jodo, Sumber Waras; kompleks studio foto, dan
bank (Bank BCA sekarang pindah di Jalan Jend. Sudirman).


Walau
Metro sebuah kota kecil, tempo dulu sekitar tahun 1900-an telah bediri 3
bioskop yaitu Nuban Ria, Metropol Chandra, dan Shoping. Namun yang saat
ini masih beroperasi hanya di Chandra doank dengan film yang “agak”
tertinggal dari Studio 21 Central Plaza Bandar Lampung.
Terletak
52 kilometer dari Bandar Lampung, Ibu Kota Provinsi Lampung, Metro juga
dikenal sebagai kota pendidikan. Setiap pagi angkutan umum dari Lampung
Timur dan Lampung tengah penuh dengan pelajar yang menimba ilmu di kota
tenang dan nyaman ini. Demikian sebaliknya di siang hari saat bubaran
sekolah. Angkutan kota tersebar ke segala penjuru wilayah yang
mempermudah mobilitas penduduk Metro. Kalau aku angkot favoritnya sih
warna abu-abu arah Ganjar Agung yang gak lama ngetem-nya, bukan kayak
mobil kuning Wates atau angkot ungu arah 21c. Ha..ha…

Untuk
mendukung Metro sebagai kota pendidikan dibangun sebuah gedung
perpustakaan di jantung kota. Bangunan ini dilengkapi sumber pustaka
dan
air conditioning.
Kalau masuk ke perpus ini jangan kaget ada Skripsiku yang tak taroh di
sana. Ha…ha….Dibangun sejak tahun 2002 dan sekarang sudah beroperasi.
Perpustakaan yang dibiayai anggaran pemerintah daerah ini merupakan
langkah awal jangka panjang menyediakan jasa pendidikan bagi kabupaten
sekitarnya.
Bagi
yang berminat kuliah di perguruan tinggi di kota yang pendapatan
perkapita tahun 2002 sebesar Rp 2,4 juta, terdapat beberapa perguruan
tinggi negeri dan swasta, di antaranya Universitas Muhammadiyah Metro,
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Agus Salim, Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam
Negeri, Sekolah Tinggi Pertanian, Akademi Pertanian, dan PGSD Unila.
Kini pemerintah Kota Metro sedang mengupayakan Universitas Lampung
membuka Fakultas Hukum di Metro.
Sejarah
panjang Kota Metro telah mengantarkan wilayah yang dulunya bedeng
bermetamorfosis menjadi sebuah kota yang sebenarnya. Sebuah wilayah
dengan pusat konsentrasi penduduk dengan segala aspek kehidupannya mulai
dari bidang pemerintahan, sosial politik, ekonomi dan budaya. Ciri kota
yang sangat menonjol adalah fisik wilayah yang telah terbangun,
tersedianya fasilitas sosial dan public utilities, serta mobilitas penduduk yang tinggi.




Seorang
kawan mengatakan, dari sepuluh kota/kabupaten di Lampung (sekarang ada
14 kab/kota), nyata bahwa Metro memang elok. Setiap saat, di lapangan
kota baik di Taman Merdeka, lapangan Samber, atau Lapangan 16c banyak
ditemui warga tengah bermain atau bercanda di hamparan yang berumput
hijau. Bahkan tak jarang ditemui juga anak-anak sekolah tengah berlatih
baris-berbaris atau berlatih silat di lapangan tersebut. Warga dengan
mudah mengakses ruang publik itu. Tak jauh dari lokasi tersebut terdapat
Masjid, pusat perbelanjaan, rumah sakit, rumah dinas, perkantoran,
cafe, sekolah dan kantor polisi. Setiap kawasan dihubungkan dengan
jalan-jalan yang lebar dan mulus. Meskipun di beberapa tempat ruas jalan
itu perlu diperbaiki dan macet, namun, ungkap kawan, menyenangkan
tinggal di Metro.
http://metro-sejarah.blogspot.com/2011/02/perkembangan-kota-metro-lampung_01.html